Pages

Selasa, 24 Januari 2012

Laporan Penelitian Eksperimen

PENGARUH PEMBERIAN TALKSHOW MOTIVASI TERHADAP TINGKAT SELF-MANAGEMENT SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Di era modern ini telah banyak berkembang media komunikasi massa. Hal ini ditandai dengan banyaknya produksi media cetak serta media elektronik. Masyarakat dapat mengetahui banyak hal dari media massa tersebut, baik dari media cetak (Koran, majalah, tabloid), ataupun media elektronik (televise, radio, dan internet). Manusia bisa memanfaatkan media tersebut.
Kesemua media tersebut memberikan manfaat pada manusia. Dari televise misalnya manusia dapat mempelajari sesuatu, mengetahui berita dan berbagai wilayah, memperoleh hiburan, serta manfaat lainnya. Selain manfaat positif, terdapat juga dampak negatifnya, yaitu manusia juga dapat meniru hal-hal negative yang juga terdapat dalam acara-acara yang ditayangkan. Begitulah gambaran urgensi dari madia komunikasi massa.
Memanfaatkan komunikasi, manusia dapat memperoleh pengetahuan lebih untuk mengubah keadaan hidup dikarenakan hal tersebut, maka sesuatu dalam diri manusia dapat diubah dengan komunikasi. Ketertarikan dalam hal ini menyebabkan experiment memilih suatu media komunikasi dalam mempengaruhi self management seseorang. Melalui talk show moptivasi yang diadakan, diharapkan mampu untuk mengubah self management seseorang yang rendah menjadi seseorang yang memiliki self management yang tinggi. Diharapkan adanya peningkatan self management dari talkshow yang dilakukan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dalam latar belakang tersebut, maka penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab masalah berikut.
1.      Apakah motivasi yang dimiliki seseorang mempengaruhi self management orang tersebut?
2.      Seberapa jauh pengaruh pemberian talk show motivasi terhadap self management seseorang?
Dalam bab selanjuutnya, akan dibahas hipotesa serta pembahasan hasil penelitian ini.

C.     Tujuan Penelitian
Kedua pertanyaan yang terkandung dalam rumusan masalah di atas dapat menjelaskan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian talkshow motivasi terhadap self management siswa.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Talkshow Motivasi
1.      Talkshow
Istilah talkshow berasal dari bahasa Amerika[1] yang terdiri dari dua kata, yaitu talk (berbincang) dan show (pertunjukan)[2]. Maka secara etimologi, talkshow merupakan suatu acara dimana seseorang atau group berkumpul bersama untuk mebicarakan berbagai topic dalam suasana yang santai namun serius, serta dipandu oleh seseorang moderator.[3]
Pengertian talkshow secara epistimologi, diutarakan oleh para tokoh sebagai berikut:
a.       Menurut Darmanto, talkshow adalah perbincangan dengan tukar menukar pendapat, dimana pemimpin acara berperan aktif dalam mengaturt tanpa menarik kesimpulan.
b.      Menurut Wahyudi, talkshow merupakan wawancara santai dan terkadang diselingi music atau lawak yang juga diperlukan adanya pewawancara dan announcer.
c.       Masduqi mendefinisikan talkshow sebagai kombinasi antara seni bicara dan wawancara.
d.      Metode talkshow menurut Klaus Kastan, yaitu, harmony, actual, responsible, leading, entertainment dan yield.
e.       Keempat definisi tersebut jika disimpulkan didapatkan definisi talkshow sebagai suatu acara perbincangan mengenai suatu permaslahan tertentu yang diperoleh oleh presenter, menghadirkan narasumber, serta melibatkan partisipasi audiens sehingga terjadi suatu dialog yang sifatnya interaktif yang didalamnya diselingi dengan show yang menghibur.
2.      Motivasi
Sebelum mengkaji teori motivasi, perlu diketahui makna dari kata dasar motivasi ini, yakni motif. Motif dalam istilah psikologi barat dinyatakan dengan berbagai istilah, diantaranya yaitu need, valence, drive, desire dan want.
Menurut Chaplin, motif ialah suatu keadaan ketegangan dalam diri individu yang digunakan untuk menimbulkan factor-faktor tertentu yang membangkitkan, mengelola, dan mengarahkan tingkah laku tertentu menuju pada satu tujuan.[4]
Motif menurut Atkinson, merupakan kesigapan ataupun disposisi yang mendorong dalam mengarahkan perilaku individu.[5] Menurut Mc Clelland, motif ialah factor internal yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengintegrasikan perilaku.[6]
Dari berbagai definisi motif diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu energy atau daya dari dalam diri organism yang digunakan untuk mendorong, mengarahkan, membangkitkan, mengelola tingkah laku organism dalam mecapai tujuan tertentu.
Chaplin mengartikan motivasi sebagai suatu energy yang mengirganisasi perilaku secara terpelihara, terarah pada tujuan tertentu yang ditimbulkan oleh ketegangan dalam diri individu sebagai factor penggerak organisme.[7]
Crow dan crow mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses yang  terjadi dalam diri manusia, sehingga tidak dapat dihubungkan hanya dengan tindakan dan perilaku yang tampak nyata.[8]
Pengertian lain dari motivasi ialah pengaturan tingkah laku ndividu karena adanya stimulus ataupun dorongan dari dalam maupun dari luar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Maka dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi merupaka suatu daya yang mendorong, mengarahkan perilaku individu dalam mencapai tujuan yang diinginkan, yang timbul dari dalam ataupun dari luar organism.
Deliarnov membagi motivasi menjadi dua kelompok, yakni motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsic yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri individu. Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar diri individu (e.g.reward, punishment).

B.     Self Management
1.      Pengertian self management
Pengertian manajemen dalam KBBI, terdapat 2 makna, yaitu:
a.       Penggunaan suber daya secara efektif untuk mencapai sasaran
b.      Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi.
Menurut james A.F. Stoner, manajemen ialah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[9]
Definisi manajemen menurut Mary Follet ialah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keteramp[ilan khusus.[10]
Sedangkan pengertian diri ialah totalitas dari penelitian, keinginan, dan gerakan yang dilakukan dalam ruang dan waktu.
Pengertian manajemen diri (self-management) merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal buruk dan peningkatan perbuatan baik.[11]
Menurut Stephen M. edelson. Ph. D. manajemen diri adalah istilah psikologi untuk menjelaskan proses mencapai kemandirian (personal autonom).
Secara istilah, manajemen diri merupakan penempatan individu pada tempat yang sesuai untuk dirinya dan memposisikan individu pada posisi yang sesuai.
Jadi, pada dasarnya manajemen diri adalah proses merubah totalitas diri agar apa yang diinginkan tercapai.

2.      Dimensi potensi self management
Pada aspek self management terdapat dimensi potensi didalamnya yaitu:
a.       Individu dapat mengenali dan memahami dirinya atau potensi yang dimiliki dan melakukan perubahan dalam berbagai aspek, serta mengelolanya dengan baik.
b.      Individu dapat menemukan peluang diri.

3.      Tantangan dan hambatan dalam self management
Terdapat dua tantangan dalam self management, yaitru.
a.       Mampu untuk hidup mandiri, dapat menentukan sendiri kemana diri akan melangkah.
b.      Merumuskan cara untuk meraih impian yang ingin dicapai. Serta cara mengelola diri yang baik.
Sedangkan hambatan individu dalam memanajemen dirinya ialah individu sering berorientasi pada orang lain, bukan karena kemauan dirinya. Untuk mengatasi hambatan tersebut, dapat dilakukan langkah berikut:
1)      Mampu menerima diri apa adanya
2)      Melakukan hal yang terbaik
3)      Berani untuk bermimpi dan memimpikan sesuatu
4)      Belajar dari pengalaman dan mengambil hikmah dari suatu kejadian.

4.      Strategi self management
a.       Mengenali dan menemukan potensi diri
1)       Mengubah sikap
a.         Perlakuan sesama seperti memperlakukan diri sendiri
b.        Percaya bahwa pasti ada peluang dalam setiap kesulitan.
c.         Memandang bahwa hari ini adalah hari yang dijadikan tuhan buat manusia.
d.        Mengatasi musuh terbesar diri sendiri.
e.         Jangan pedulikan pendapat orang lain.
2)       Memperbaiki pencitraan diri
a.       Mengenali siapa diri sendiri
b.      Mengatasi citra diri yang buruk
c.       Membentuk citra diri yang positif
d.      Jadilah sahabat bagi diri sendiri.
3)       Terus bekerja dan berkarya
a.       Mempunyai prinsip dalam bekerja
4)       Terus bertumbuh dan berkembang
a.       Peliharalah kesehatan fisik
b.      Tingkatkan daya pikiran
c.       Kembangkanlah kehidupan spiritual
d.      Lakukan saja sekarang
e.       Tetaplah belajar
5)       Membangun jaringan kehidupan
a.       Kembangkanlah jaringan anda
b.      Membangu dna memeklihara hubungan
c.       Membangun sesame
d.      Membangun kelompok tumbuh bersama[12]

C.     Hubungan antara Talkshow motivasi dan self management
Variable-variabel pada dasarnya memiliki hubungan antara satu dengan lainnya. Hubungan tersebut sangat kompleks. [13] dalam penelitian ini, hubungan antara talkshow motivasi dengan self management bersifat interaksi yakni hubungan yang saling mempengaruhi antara variable yang satu (talkshow) dengan variable lainnya (self management)

D.    Kerangka teoritik
Untuk memperjelas hubungan antara variable tersebut, maka digunakan kerangka teoritik seperti berikut.
Gambar 1. Kerangka Teoritik
Penelitian ini menggunakan media komunikasi talkshow yang menggunakan topic-topik berisi motivasi untuk dapat mengetahui peningkatan self management siswa.

E.     Hipotesa
Berdasarkan pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah dalam bab pendahuluan maka terdapt hipotesa awal dan hipotesa alternative yang digunakan dalam penelitian ini. Hipotesa tersebut ialah:
Ho : terdapat pengaruh pemberian talkshow mptivasi terhadap tingkat self management siswa
Ha : tidak terdapat pengaruh pemberian talkshow motivasi terhadap tingkat self management siswa



BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Tipe Penelitian
Penelitoan ini menggunakan p[enelitian lapangan yang tetap ilmiah. Penelitian ini termasuk dalam ranah metode penelitian kuantitatif yang mana hasil pengukuran beruoa angka dan bisa di generalisasikan . tipe penelitian kuantitatif yang di gunakan yaknu penelotian eksperimen .
Penelitian ekperimen merupakan penelitian yang di lakukan dengan menggunakan manipulasi untuk mengetahui akibat manipulasi tersebut terhadap perilaku induvidu yang di amati.[14] manipulasi ini merupakan perlakuan (treatment) yang di berikan pada subyek dalam kelompok eksperimen, sedang kelompok control didalam penelitian ini di gunakan sebagai pembanding saja. Perlakuan inilah yang menjadi cirri khas penelitian ehsperimen, yang membedakan dari penelitian lainnya .[15]

B.     Identifikasi variable
Setiap penelitian pasti memiliki variable didalamnya . dalam penelitian eksperimen ini terdapat variable eks[perimen (selanjutnya di sebut variable x) dan variable y (variable terikat).
Variable x dalam penelitian ini ialah talkshow motivasi yakni suatu acara perbincangan mengenai topic seputar motivasi (daya dorong yang mengorganisasikan perilaku dalam mencapai tujuan tertentu) . di pandu seorang presenter dengan menghadirkan narasumber serta melibatkan partisipasi audienc sehingga terjadi suatu dialog interaktiv yang di dalamnya di selingi show yang menghibur.
Variable y dalam research ini yaitu tingkat self menegement siswa. Dalam bab sebelumnya di jelasdkan bahwa self managemen ialah pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang di lakukan sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal buruk dan peningkatan perbuatan bail.
Dalam penelitian ini, terdapat variable lain yang perlu di perhatikan. Ada beberapa variable yang harus di control karena variable-variabel tersebut dapat mempengaruhi hasil pengukuran, serta validitas eksperimen ini . variable-variabel tersebut ialah :
1.      Temperature
2.      Kondisi lingkungan , yaitu kebisingan di luar lokasi eksperimen. Dalam hal ini yakni kebisingan yang berasal dari ruang kelas di sebekahnya
3.      Kondisi fisik subyek
4.      Kejenuhan

C.     Definisi operasional
1.      Variable eksperimen
Seperti di jelaskan diatas , variable eksperimen dalam penelitian ini ialah talkshow motivasi yang di berikan . talkshow motivasi ini juga bisa di sebut sebagai variable bebas .
Perlakuan ini di berikan sebanyak tiga kali dua jam pelajaran dalam satu monggu. talkshow motivasi di lakukan dalam tiga kali pertemuan, di mana masing-masing pertemuan berdurasi 90menit (1jam pelajaran ialh 45menit). Treatment diberikan dengan menghadirkan seorang narasumber yang merupakan senior peneliti yang bekerja sebagai konselor remaja di SEBAYA PKBI Jatim.
Talkshow ini didasarkan pada topic yang diusulkan oleh narasumber dengan menggunakan slicte show dalam bentuk power pint. Untuk menghindari kejenuhan diberikan hiburan sebagai selingan talkshow. Hiburan tersebut berupa softgame, kuis, dan juga yel-yel. Di penghujung sesi talkshow diberikan simpilan dari hal-hal yang dibicarakan selama 90 menit tersebut.

2.      Variable terikat
Variable yang diamati setelah diberikan treatment dalam penelitian ini ialah tingkat self management. Self management ini diukur dengan menggunakan skala psikologi yang disadur dari penulis sebelumnya. Perombakan dilakukan guna menyesuaikan derajat pengetahuan serta usia subyek.
Pengukuran self management ini dilakukan sebanyak dua kali di awal pertemuan sebelum diberikan treatment dan penentuan kelompok. Pengukuran kedua dilakukan setelah diberikan treatment terakhir.

D.    Desain penelitian
Penelitian ini berjenis penelitian kuasi eksperimen. Hal ini dikarenakan adanya beberapa hal yang tidak mendukung adanya pelaksanaan eksperimen murni. Sesuai dengan penjelasan dalam definisi operasional di ats, maka desain penelitian yang digunakan ialah nonrandomized pretest-posttest control group design.
Desain eksperimen ini menggunakan pratest sebelum dilakukannya perlakuan dan pascatest sesudah diberikan perlakuan.[16] sampel penelitian ini ditentukan dengan tidak random (selebihnya akan dijelaskan pada subyek penelitian).
Desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. Desain penelitian pretest-posttest control group.

            Non R Eksperimen Group
            Non R Control Group
           
E.     Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X-6 dan X-15 dalam SMA AL-ISLAM KRIAN. Dari total 1710 siswa diambil 76 orang siswa sebagai sampel penelitian tersebut. Ketujuh puluh enam siswa ini dibagi kedalam kelompok eksperiment dan kelompok control. Penelitian subyek ini ditentukan dengan karakteristik sebagai berikut.
1.      Rentang usia subyek berada pada fase perkembangan remaja awal, berkisar antara 15-16 tahun.
2.      Subyek berada dalam kelas regular, bukan kelas internasional.
3.      Hasil pengukuran awal tingkat self management menunjukkan tingkat control diri yang sedang dan rendah.

F.      Rencana eksperimen
Penelitian ini dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut :
Table 1: Rencana pelaksanaan eksperimen
Hari, Tanggal
Jam ke
Kegiatan
Tempat
1
2
3
4
5
6
7
8
Sabtu, 3/12/11







Pelaksanaan pre-test
Ruang kelas X-6







Pelaksanaan pre-test
Ruang kelas X-15
Senin, 5/12/11






Pemberian treatment I
Ruang kelas X-6
Rabu, 7/12/11






Pemberian treatment II
Ruang kelas X-6
Kamis, 8/12/11







Pelaksanaan post-test
Ruang kelas X-15






Pemberian treatment III
Ruang kelas X-6







Pelaksanaan post-test
Ruang kelas X-6
.

G.    Validitas Eksperimen
Dalam penelitian ini ada beberapa sumber invaliditas yang mengganggu proses eksperimen. Berikut ini adalah penjelasan sumber validitas beserta upaya yang dilakukan untuk mengatasinya.
1.      Validitas internal
a.       Historis
Selama pelaksanaan penelitian, hal yang menjadi pengganggu adalah adanya tuntutan dari pihak sekolah untuk menyelesaikan berbagai macam tugas karena akan segera dilangsungkan ujian akhir semester. Dengan demikian, siswa menjadi termotivasi untuk menyelesaikan tugas yang diberikan daripada mengikuti talkshow yang diberikan (treatment).
Dengan menyadari hal ini, peneliti berusaha mengontrol subjek dengan cara mendampingi subjek dan meminta subjek untuk menunda pengerjaan tugasnya. Beberapa orang subjek yang masih sibuk dengan tugasnya tetap didampingi dan ditegur oleh peneliti, hingga akhirnya kesemua subjek kelompok eksperimen menhgikuti jalannya eksperimen dengan tertib.
b.      Maturasi
Sumber invaliditas lain dalam penelitian ini adalah kejenuhan yang dialami subjek selama pelaksanaan eksperimen. Kejenuhan ini bisa dikarenakan adanya situasi perlakuan yang monoton, tidak adanya hiburan, atau mungkin karena kelelahan yang subjek alami.
Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mengupayakan agar narasumber mampu memberikan tampilan talkshow yang menarik perhatian subjek, membuat games-games lucu dan selingan lain yang diberikan selama perlakuan diberikan. Selingan ini bisa dengan memberikan yel-yel unik atau penayangan video motivasi ketika dilangsungkan treatment.
c.       Regresi statistic
Sebelum dilakukannya treatment pada kelompok eksperimen, diberikan terlebih dahulu tes untuk mengukur tengkat self management siswa. Hasil yang diperoleh dapat dilihat adanya hasil tes (skor) yang menjauhi nilai rata-rata.
Untuk menghindari terjadinya regresi statistic ini maka subjek dalam kelompok control dipilih dari kelompok kelas yang tidak memiliki nilai ekstrim. Baik itu tertinggi ataupun paling rendah.

2.      Validitas eksternal
Interaksi seleksi dengan perlakuan
Invaliditas dari luar penelitian ini adalah adanya bias seleksi dari sampel dengan treatment yang diberikan. Hal ini dikarenakan hasil penelitian ini akan sulit digeneralisasikan jika sampel yang diambil tidak dapat mewakili populasi dari subjek penelitian.
Oleh karena itu, sampel yang ditunjuk sebagai kelompok eksperimen ini adalah sekumpulan siswa yang memiliki kesamaan karakteristik dengan populasi. Sehingga, subjek yang dipilih merupakan kelompok sampel representative.

H.    Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran skala self-management selanjutnya dianalisa dengan menggunakan uji statistic. Analisa statistic yang digunakan yaitu T Test Sampel Berpasangan yang digunakan untuk menguji dan mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. Teknik analisa ini akan digunakan untuk menguji skor pretest dan posttest dari masing – masing kelompok.



BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Eksperiment ini dilakukan dalam setting sekolah, tepatnya di SMA AL-ISLAM Krian yang bertempat di Jln. Kyai Mojo No. 14 Krian-Sidoarjo. Sekolah ini berada di depan jalan raya umum sehingga pada jam pagi di waktu jam berangkat kerja dan sekolah, jalan raya tersebut dipenuhi kendaraan bermotor. Para pengendara pun harus mengurangi kecepatan ketika melewati jalan ini.
Halaman depan sekolah merupakan tempat parker guru, kepala sekolah, karyawan, dan tamu. Siswa tidak diperkenankan masuk lewat pintu depan. Ruang wakil kepala sekolah serta kantor Tata usaha berada di kanan kiri jalan masuk menuju area sekolah. Dibagian depan merupakan deretan kelas XII IPA. Sekolah ini tersusun dua lantai, lantai dasar merupakan deretan kelas XII IPA dibagian depan, dibagian dalam ialah kelas X. dilantai 1 merupakan deret kelas XI IPA dan XI IPS serta dua kelas X (kelas X-14 dan X 15), masjid dan laboratorium music.
Ruang kelas eksperimen, yaitu kelas X-06 berada di depan lapangan olah raga yang digunakan sebagai lapangan futsal ataupun basket. Ruang kelas ini menghadap keselatan. Meja guru dihadapkan ke Timur. Kelas ini memiliki sebuah kipas angin, LCD, TV, Pengeras suara (speaker) dan wifi.
Dinding ruang kelas ini dihiasi dengan daftar inventaris, daftar nama, daftar 7k, beberapa kosa kata bahasa inggris, dan tentu saja foto presiden, wakil presiden serta lambing garuda. Dibagian selatan kelas dindingnya berupa kaca dan jendela lipat. Sdang sisi utara berupa jendela kayu dan berteralis. Cahaya paling banyak masuk dari jendela disisi utara kelas. Terdapat 18 bangku panjang dna kursi panjang.


B.     Persiapan Penelitian
Sebelum pelaksanaan penelitian ada beberapa hal yang dipersiapkan oleh peneliti.beberapa hal tersebut ialah:
1.      Alat Ukur        : peneliti mencari alat ukur yang sesuai dan merubah susunan kata yang digunakan dalam aitem skala tersebut dengan tujuan mempermudah subyek untuk memahami kalimatnya.
2.      Narasumber     :  peneliti mencari seorang narasumber yang mampu berbicara dengan topic tertentu dihadapan siswa. Narasumber yang di cari memenuhi criteria sebagai berikut:
a.       Mempunyai pengalaman yang cukup
b.      Mempunyai kecakapan dalam menguasai situasi dan kondisi kelas
c.       Memiliki keahlian dalam menarik minat audience.
d.      Mampu memberikan motivasi terkait dengan topic dan treatment.
3.      Perizinan          : peneliti mencari sekolah yang bersedia memberikan izin pada peneliti untuk melakukan eksperimen terhadap beberapa siswanya. Perizinan dilakukan secara lisan untuk pertama kalinya, kemudian disusul perizinan secara tertulis. Hal ini dikarenakan waktu yang digunakan peneliti tidak banyak, disebabkan mendekati waktu UAS.
4.      Informasi         : peneliti menyampaikan pada subyek penelitian bahwa peneliti meminta kerjasama subyek terhadap beberapa hal. Peneliti menyampaikan tujuan secara tersurat sehingga subyek mengikuti kegiatan dengan suka rela.
Setelah hal tersebut selesai dipersiapkan. Penelitian bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana eksperimen yang ditetapkan.

C.     Pelaksanaan Penelitian
Eksperiment ini dilaksanakan berdasarkan rencana penelitian yang telah dibuat sebelumnya.
1.      Pretest
Pelaksanaan pretest pada sabtu, 3 desember 2011 diberikan pada dua kelompok dalam waktu yang berbeda. Durasi pengerjaan test 15 menit. Test dilakukan di ruang kelas masing-masing kelompok. Berikut adalah jadwal pelaksanaan test.

Tabel 2. Jadwal Pretest
Kelas
Jam ke
Waktu
X – 6
2
07.35 – 07.50
X – 15
3
08.20 – 08.35


2.      Pemberian treatment I
Pada pelaksanaan treatment I, talkshow berjalan tanpa ada banyak respon dari kelompok ekperiment. Ada satu orang siswi yang terlambat memasuki ruang kelas. Perlakuan pertama bertemakan pengembangan diri siswa dengan mengambil topic tingkat percaya diri dengan segala cita-cita yang ada. Hal pertama yang dibicarakan yaitu cita-cita selanjutnya rasa percaya diri. Dengan harapan dari narasumber serta peneliti, subjek dapat meningkatkan rasa percaya diri setelah keluar dari kelas tersebut.
Hiburan yang diberikan pada perlakuan pertama yaitu games teka teki dan yel-yel untuk mengasah kosentrasi. Dari adanya games yang diberikan, subjek menjadi lebih menarik diri dari tugas sekolah yang belum terlaksanakan.[17]

3.      Pemberian treatment II
Pada apelaksanaan treatment yang II, dengan tema Konsep diri, dengan topic persepsi terhadap sesuatu, talkshow berjalan lebih kondusif. Narasumber dan peneliti ketika masuk kelas subjek sangat antusias. Semua siswa mendengarkan dan menyimak atas apa yang disampaikan oleh narasumber. Selain itu mereka lebih bisa berinteraksi dengan narasumber. Hal tersebut terlihat ketika narasumber memberikan pertanyaan ada timbal balik dari siswa. Beberapa anak ditunjuk untuk maju kedepan untuk mengekspresikan diri mereka didepan kelas dengan cara bercerita, mereka mau untuk maju dan bercarita didepan kelas. 22(hanya ada 1 anak yang sedang sibuk mengerjakan tugas)
Mereka juga mengajukan pertanyaan dari tiap kelompok mengenai tema yang sedang dibahas.
Hiburan yang diberikan berupa gambar persepsi, bagaimana subjek menilainya. Serta yel-yel.

4.      Pemberian treatment III
Pada pelaksanaan treatment yang III, dengan tema Melihat Kegagalan Sebagai Kekuatan Untuk Meraih Keberhasilan, dengan topic persepsi terhadap sesuatu, talkshow berjalan lebih kondusif. Narasumber dan peneliti ketika masuk kelas subjek sangat antusias. Semua siswa mendengarkan dan menyimak atas apa yang disampaikan oleh narasumber. Selain itu mereka lebih bisa berinteraksi dengan narasumber. Hal tersebut terlihat ketika narasumber memberikan pertanyaan ada timbal balik dari siswa.
Mereka juga mengajukan pertanyaan dari tiap kelompok mengenai tema yang sedang dibahas.
Hiburan yang diberikan berupa gambar persepsi, bagaimana subjek menilainya, game mengenai kepercayaan diri, serta yel-yel.

5.      Post-test
Pelaksanaan post-test pada sabtu, 7 desember 2011 diberikan pada dua kelompok dalam waktu yang berbeda. Durasi pengerjaan test 15 menit. Test dilakukan di ruang kelas masing-masing kelompok. Berikut adalah jadwal pelaksanaan test.


Tabel 3. Jadwal Post-test.
Kelas
Jam ke
Waktu
X – 6
8
11.30 – 11.45
X – 15
4
10.15– 10.30


D.    Hasil Analisis Data dan Intepretasi
Dalam penelitian ini untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik paired sample T-test dengan bantuan program komputer SPSS versi 16.00 for windows. Hasil analisis menunjukkan nilai T sebesar 0,676 dengan taraf signifikansi sebesar 0,503 (p>0,05). Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan.
Dengan demikian, berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ha (Hipotesis Alternatif), itu berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari talkshow motivasi terhadap tingkat self-management pada subjek. Sebelum dan sesudah diberikan talkshow motivasi, tingkat self-management pada subjek hanya sedikit mengalami perubahan. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan mean yang sangat sedikit antara mean pretest (88.48) dan mean posttest (88.86).



BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah diberikan pemberian treatment terdapat pengaruh terhadap perubahan self-management siswa namun pengaruh tersebut tidak signifikan. Sebelum dan sesudah diberikan talkshow motivasi, tingkat self-management pada subjek hanya sedikit mengalami perubahan. Selain itu, berdasarkan data tambahan diketahui bahwa subjek merasa senang dan merasa perlu diadakan talkshow motivasi bagi remaja.

B.     Saran
Saran dari peneliti untuk para peneliti selanjutnya yang mungkin akan menggunakan topic yang sama adalah agar peneliti hendaknya mempertimbangkan kembali pemilihan waktu dan jumlah pemberian treatment agar pengaruh yang dimunculkan signifikan. Selain itu, hendaknya peneliti selanjutnya mempersiapkan dengan matang setiap materi yang akan diberikan melalui treatment yang direncanakan.














[4] Anima.studi Motivasi Gedhang Geblag sebagai pekerja seks komersial terselubung di kawasan wisata tretes, pasuruan. Vol 15. No 4. Hal. 347
[5] ibid
[6] ibid
[7] Ibid. hal 348
[8] ibid
[10] ibid
[12] Naning's file terjemahan Applied behavior therapy, 2009
[13] Latipun. Psikologi Eksperimen edisi kedua 2008. Malang: UPT Penerbitan UMM. Hal 64
[14] Ibid. hal: 8
[15]Loc cit. Latipun. 2008. Psikologi Eksperimen Edisi Kedua. Malang: UPT Penerbitan UMM. Hal: 8
[16] Ibid. hal: 116
[17] Diawal perlakuan dimulai siswi yang duduk di bangku belakang dari masing-masing deret mengerjakan tugas sekolah yang belum selesai.

0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2009 Little Princess's World. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger