Pages

Selasa, 24 Januari 2012

Lapran Praktikum Faal Peraba

Laporan Praktikum Indera Peraba

1.      Identitas Subjek
a.      Nama  : Sulistyani
b.      Umur   : 20 tahun

2.      Teori
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.
a.      Susunan Kulit.
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum. Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang. Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.
b.      Fungsi Kulit.
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis. Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir.
c.       Klasifikasi reseptor antara lain:
ü  Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu:
§  Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).
§  Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).
§  Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).
§  Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).
ü  Berdasarkan sumber rangsangan:
§  Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar.
§  Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
§  Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.
ü  Berdasarkan morfologi:
§  Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel lainnya.
§  Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf di samping saraf badan akhir saraf.
d.      Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain:
                                            i.            Ujung Saraf Bebas: Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis. Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermis berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin.
                                          ii.            Korpuskulus Peraba (Meissner): Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).
                                        iii.            Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini): Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang. Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.
                                         iv.            Korpuskulus Gelembung (Krause): Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwan. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia. Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.
                                           v.            Korpuskulus Ruffini: Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi. Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.
                                         vi.            Spindel Neuromuskular.

3.      Alat dan Bahan
Baskom plastic, air biasa, air panas, dan es batu.

4.      Jalan Percobaan
Asisten Lab. menyediakan 3 baskom yang berisikan:
·         Kiri : panas
·         Tengah : biasa
·         Kanan : dingin
a.       Subjek diberikan instruksi untuk memasukkan tangan kiri kedalam baskom yang berisi air hangat dan tangan kanan kebaskom yang berisi air dingin.
b.      Lalu kedua tangan dibiarkan selama 10 detik.
c.       Kemudian setlah 10 detik secara bersamaan kedua tangan dimasukan ke baskom yang berada ditengah yang berisi air biasa.
d.      Dan subjek diminta merasakan perbedaan antara tangan kanan dan kiri setelah di masukkan ke baskom yang berisi air biasa.

5.      Hasil Percobaan
Setelah percobaan subjek merasakan tangan berubah menjadi netral.
Hasil umum:
Biasanya setelah di masukan kedalam baskom ke air biasa (tengah) tangan kanan akan terasa hangat dan tangan kiri akan terasa dingin.
§  Karena pada saat baskom yang berisi baskom biasa ada pengurangan kalor pada tangan kiri (dari hangat sampai dingin) dan ada penambahan kalor pada tangan kanan (dari dingin sampai hangat).
§  Kulit berfungsi sebagai thermoreseptor untuk mendeteksi rasa panas yang disebut Ruffini’s dan untuk mendeteksi rasa dingin yang disebut End Krause.

6.      Kesimpulan
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Kulit terdiri dari:
a)      Epidermis yaitu bagian terluar.
b)      Dermis yaitu kelenjar dan saluran keringat bulbus rambut, polikel rambut, dan akar rambut, kelenjar sebaeus.
c)      Subtacaneous yaitu pembuluh darah syaraf cutaneous dan jaringan otot.

7.      Daftar Pustaka





Aitem Self-Management

Petunjuk menjawab:
1.      Berikan tanda centang (√) pada lembar jawaban yang sesuai dengan diri anda.
2.      Jawablah masing – masing pernyataan di lembar jawaban yang telah disediakan.
3.      Tidak diperkenankan adanya jawaban ganda.
4.      Keterangan jawaban:
a.      STS     :    Sangat Tidak Setuju
b.      TS       :    Tidak Setuju
c.       AS      :    Agak Setuju
d.      S         :    Setuju
e.      SS       :    Sangat Setuju

Berikan jawaban dari pernyataan di bawah ini, sesuai dengan keadaan diri Anda.
1.      Bila mengerjakan tugas yang membosankan, saya selalu bisa mengabaikan kebosanan tersebut dan terus mengerjakan tugas saya hingga selesai.
2.      Saya selalu bisa tenang mengikuti pelajaran dari guru yang saya anggap killer.
3.      Seringkali saya berpikir positif terhadap teman saya untuk menghilangkan prasangka buruk saya terhadap mereka.
4.      Saya biasanya mengalami kesulitan dalam mengatasi rasa tegang jika tanpa bantuan dari teman saya.
5.      Ketika saya frustasi, saya seringkali mencoba memikirkan hal-hal yang menyenangkan.
  1. Terkadang saya menghabiskan waktu saya hingga satu jam untuk memikirkan kesalahan-kesalahan yang pernah saya buat.
  2. Saya selalu mempunyai cara yang tepat untuk menghadapi kesulitan yang saya alami.
  3. Saya lebih memilih menyelesaikan tugas dari guru killer terlebih dahulu karena saya merasa takut mendapatkan hukuman jika tidak mengerjakannya .
  4. Ketika saya bingung mengerjakan satu soal matematika, saya memilih untuk mengerjakan soal nomer selanjutnya meskipun saya sudah tahu harus memakai rumus apa.
  5. Ketika saya kesulitan berkonsentrasi dalam membaca, saya mencoba memfokuskan pikiran saya teradap tulisan yang saya baca.
  6. Ketika membuat rencana untuk belajar, saya menghilangkan semua hal yang sekiranya bisa mengganggu kegiatan belajar saya.
  7. Salah satu cara yang biasa saya lakukan untuk menghilangkan kebiasaan buruk saya adalah dengan memperhatikan hal terkecil dari kebiasaan tersebut lalu berusaha mengubahnya, misalnya seperti kebiasaan saya yang suka terlambat masuk sekolah yaitu dengan memasang alarm pada handphone saya.
  8. Ketika rasa khawatir saya mulai muncul, saya menarik nafas panjang agar tetap tenang.
  9. Saya memerlukan ancaman hukuman dari guru saya dan bantuan teman saya untuk tidak lupa mengerjakan pr.
  10. Bila saya tidak bersemangat, saya mencoba untuk bertindak ceria, sehingga lebih bersemangat.
  11. Jika saya memiliki obat-obatan, saya akan minum obat penenang untuk mengatasi rasa tegang yang saya alami.
  12. Ketika saya merasa stress/frustasi, saya mencoba menyibukkan diri dengan hal-hal yang saya sukai.
  13. Saya cenderung menunda mengerjakan tugas meskipun sebenarnya dapat saya selesaikan secara cepat karena mengumpulkannya masih seminggu lagi.
  14. Untuk bisa berkelakuan baik didalam kelas, saya membutuhkan dukungan dari teman-teman saya.
  15. Ketika merasa sulit untuk belajar dengan tenag, saya mencari cara untuk menenangkan diri dengan bermain game di hp saya atau membuka facebook.
  16. Saya jarang sekali memikirkan kendala-kendala yang bisa menghambat prestasi saya yang mungkin akan saya alami kelak.
  17. Yang utama bagi saya adalah mengerjakan tugas-tugas sekolah yang harus saya lakukan, kemudian baru mulai melakukan hal yang menyenangkan bagi diri saya.
  18. Saya seringkali mampu menghilangkan rasa nyeri di bagian tubuh saya dengan mengacuhkan rasa nyeri tersebut.
  19. Saya merasa semakin dihormati dan disukai oleh orang tua dan teman-teman saya ketika saya berhasil mengubah kebiasaan buruk saya.
  20. Saya sangat meyakini kata-kata “kegagalan adalah awal dari kesuksesan”.
  21. Ketika saya merasa sangat ingin melakukan sesuatu dengan sesegera mungkin, saya mengatakan pada diri saya, “Stop! Berpikirlah sebelum kamu melakukan sesuatu”.
  22. Saya masih bisa mempertimbangkan baik dan buruknya tindakan yang saya lakukan meskipun saya dalam keadaan marah.
  23. Ketika mengerjakan soal matematika yang membingungkan, saya lebih memilih mencoba beberapa rumus untuk menyelesaikannya daripada asal menjawabnya.
  24. Biasanya saya masih sempat untuk bermain game atau facebook-an, walaupun ada beberapa tugas yang harus dikerjakan.
  25. Ketika saya bangun siang di hari senin dan menyadari bahwa akan mendapatkan hukuman karena terlambat mengikuti upacara, saya mengatakan pada diri sendiri untuk tetap tenang,
  26. Ketika saya merasakan nyeri pada luka saya, saya mencoba melakukan hal-hal yang bisa membuat saya lupa dengan rasa nyeri yang saya rasakan.
  27. Saya biasanya mencatat daftar tugas-tugas yang ada untuk memudahkan saya mengerjakannya satu persatu.
  28. Ketika mendapatkan uang saku dari orang tua, saya sudah merencanakan apa saja yang akan saya beli hari ini agar saya bisa menyisihkan beberapa uang untuk saya tabung.
  29. Biasanya saya mengerjakan tugas saya sedikit demi sedikit agar lebih mudah untuk mengerjakannya.
  30. Hampir setiap saat saya selalu berprasangka buruk terhadap teman yang saya benci.
  31. Ketika saya lapar di waktu pelajaran, saya mencoba menghilangkan rasa lapar saya dengan mencoba membayangkan bahwa saya sudah puas.

Laporan Wawancara

  1. Latar Belakang
Narkotik merupakan psychotrapic substance yang dapat membelenggu dan membawa jiwa atau mental pemakaiannya sehingga tingkah lakunya bias seperti orang gila yang ling lung yang tidak dapat mengenali jati dirinya sendiri. Adapun efek pemakaian ganja atau marijuana ialah timbulnya ketergantungan psikis yaitu orang merasa tidak enak, tidak senang, selalu gelisah dan bingung jika tidak memakainya.
Ada jenis obat-obatan terlarang  jenis soft drugs dan hard drugs. Jenis soft drugs diantaranya adalah: ganja atau marijuana, dikalangan pecandu disebut sebagai daun surga atau cannabis sativa, yaitu merupakan narkotik alami yang dapat mempengaruhi syaraf dan jiwa si penderita terlalu keras. Meskipun demikian, tingkah laku remaja yang menghisap ganja itu seperti orang gila, linglung dan tidak sadarkan diri, terkadang ia marah-marah sendiri yang tidak jelas arahnya. Waktu ketagihannya agak panjang, meskipun si pecandunya tidak mendapatkan ransom obat-obatan tadi ia tidak smapai meninggal, tetapi sangat berbahaya terhadap kesehatannya. Sedangkan jenis hard drugs diantaranya adalah morphine, cocain, heroin, dicodid, candu, ogozine dan masih banyak lagi. Jenis narkotika ini bias mempengaruhi syaraf dan jiwa si penderita secara cepat dan keras. Waktu ketagihannya berlangsung relative sangat pendek. Oleh karena itu, jika si pemakainya tidak mendapatkan jatah obat dia bias mati konyol karena ketagihan.
Jika remaja yang kecanduan itu telah memperoleh suplai obat narkotika, ia merasa nyaman,senang, puas, merasa kuat perkasa, bahkan dirinya seolah-olah mampu melakukan tugas-tugas besar. Akan tetapi. Sesudah habis pengaruh narkotika, ia menjadi loyo kembali, tidak bertenaga, tidak bergairah dan menjadi sangat kecewa. Baginya hidup tanpa narkotika terasa gelap, tidak lengkap, seakan-akan dunia ini tenggelam. Baru ia memperoleh rangsum narkotika lagi, hidupnya kembali cerah, bahkan dirinya bias merasa sebagai makhluk yang paling bahagia di ala mini serta paling tinggi derajatnya. Padahal oaring lain  menilai dirinya adalah sebagai orang yang paling konyol dan dungu.

  1. Topik Wawancara
“Perilaku Adiksi Narkotika Trehadap Remaja”

  1. Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab subjek menjadi Adiksi terhadap Narkotika, dan seberapa jauh Adiksi subjek pada Narkotika.

  1. Manfaat Wawancara
·         Manfaat dari wawancara ini secara teoretis adalah  wawancara ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi psikologi sosial karena dapat menambah khasanah keilmuan tentang bagaimana cara bersosialisasi dan berkomunikasi secara baik pada pengguna narkotika.
·         Manfaat  praktis dari wawancara ini adalah,
                                                        i.            Bagi interviewer, mengetahui bagaimana kehidupan seorang pecandu narkoba secara nyata.
                                                      ii.            Bagi interviewee, mendapatkan pengetahuan tentang bahaya narkoba.

  1. Subjek Wawancara
a.      Subjek pertama ialah penderita adiksi narkotika.
·         Nama              :           IS
·         Alamat            :           Wonokromo Surabaya
·         Jenis kelamin  :           Laki-laki
·         Tempat lahir   :           Surabaya
·         Tanggal lahir   :           10 Oktober 1986
·         Umur               :           25 tahun
·         Status              :           Lajang
·         Suku                 :           Jawa
·         Pendidikan      :           SMA
·         Anak ke           :           2 dari 3 bersaudara
b.      Subjek kedua ialah teman dekat dari subjek utama.
·         Nama              :           AN
·         Alamat            :           Cukir Jombang
·         Suku                 :           Jawa
·         Pendidikan      :           SMA
c.       Subjek ketiga ialah teman dari subjek utama.
·         Nama              :           MA
·         Alamat            :           Wonocolo Surabaya
·         Suku                 :           Jawa
·         Pendidikan      :           SMA

F.       Guidance Wawancara
Panduan wawancara perilaku adiksi narkotika terhadap remaja (Subjek Utama).
·         Identitas
    1. Nama              :
    2. Alamat                        :
    3. Jenis kelamin  :
    4. Tempat lahir   :
    5. Tanggal lahir   :
    6. Umur               :
    7. Status              :
    8. Suku                 :
    9. Pendidikan      :
    10. Anak ke           :

·         Latar belakang
Ø  Latar belakang keluarga
      1. Mendeskripsikan  latar belakang keluarganya.
      2. Mendeskripsikan  bagaimana keadaan keluarganya.
      3. Deskripsi tentang perekonomian keluarga.
      4. Gambaran tentang bagaimana subjek interaksi social di dalam keluarga.
Ø  Latar belakang pendidikan.
1.      Menceritakan prestasi di sekolah.
2.      Gambaran begaimana subjek berinteraksi di lingkungan sekolah.
Ø  Latar belakang lingkungan rumah.
Menggambarkan  keadaan lingkungan sekitar rumah.

·         Pengertian tentang Narkotika.
1.      Menjelaskan seberapa jauh pengetahuan tentang Narkotika.
2.      Penjelasan tentang bagaimana subjek bisa mengenal narkotika, serta bagaimana subjek bisa mendapatkan narkotika tersebut.

·         Rasa/Sensasi.
1.      Menceritakan bagaimana perasaan ketika memakai Narkotika.
2.      Uraian tentang bagaimana perasaanya ketika tidak mendapatkan Narkotika, sedangkan waktu itu sangat dibutuhkan.

·         Keadaan Fisik
1.      Bagaimana reaksi tubuhnya ketika mengkonsumsi narkotika.
2.      Bagaimana perubahan kondisi tubuh setelah menkonsumsi narkotika.
3.      Gejala yang muncul saat membutuhkan narkotika.

·         Sebab.
1.      Motivasi untuk memakai narkoba.
2.      Kejadian awal mula memakai narkoba.

·         Dampak negative dari Narkotika.
1.      Apakah mengetahui dampak negative dari narkotika.

·         Pengalaman dan perilaku sebagai pecandu.
1.      Lama menggunakan narkoba.
2.      Jenis narkoba yang digunakan.
3.      Perubahan yang dialami setelah memakai narkoba (kondisi tubuh, emosi, perilaku, kebiasaan).
4.      Perubahan perilaku menurut pandangan orang lain, baik orang lain yang mengetahui bahwa dia seorang pecandu ataupun yang tidak mengetahui.

Panduan wawancara perilaku adiksi narkotika terhadap remaja (Subjek Kedua dan Ketiga).
a.      Identitas
Nama                    :
Alamat                  :
Suku                       :
Pendidikan            :
b.      Latar belakang
Ø  Latar belakang keluarga
1.      Mendeskripsikan  latar belakang keluarga subjek utama.
2.      Mendeskripsikan  bagaimana keadaan keluarga subjek utama.
3.      Deskripsi tentang perekonomian keluarga.
4.      Gambaran tentang bagaimana interaksi social subjek di dalam keluarga.
Ø  Latar belakang pendidikan.
1.      Menceritakan prestasi subjek utama di sekolah.
2.      Gambaran begaimana subjek utama berinteraksi di lingkungan sekolah.
Ø  Latar belakang lingkungan rumah.
a.      Menggambarkan  keadaan lingkungan sekitar rumah.
c.       Pengertian tentang Narkotika.
                                      i.      Menjelaskan seberapa jauh pengetahuan subjek utama tentang Narkotika.
                                    ii.      Penjelasan tentang bagaimana subjek utama bisa mengenal narkotika, serta bagaimana subjek bisa mendapatkan narkotika tersebut.
d.      Keadaan Fisik
a.      Bagaimana reaksi tubuh subjek utama ketika mengkonsumsi narkotika.
b.      Bagaimana perubahan kondisi tubuh subjek utama setelah menkonsumsi narkotika.
c.       Gejala yang muncul pada subjek utama saat membutuhkan narkotika.
e.      Sebab.
                                      i.         Motivasi subjek utama untuk memakai narkoba.
                                    ii.         Kejadian awal mula subjek utama memakai narkoba.
f.        Dampak negative dari Narkotika.
1.      Apakah subjek utama mengetahui dampak negative dari narkotika.
g.      Pengalaman dan perilaku sebagai pecandu.
1.      Lama menggunakan subjek utama narkoba.
2.      Jenis narkoba yang digunakan subjek utama.
3.      Perubahan yang dialami subjek utama setelah memakai narkoba (kondisi tubuh, emosi, perilaku, kebiasaan).
4.      Perubahan perilaku subjek utama menurut pandangan orang lain, baik orang lain yang mengetahui bahwa dia seorang pecandu ataupun yang tidak mengetahui.

G.     Kajian Teori.
Hasan (1996), mengatakan ada bermacam-macam teori dan keterangan telah dikemukakan oleh para ahli mengenai kenakalan remaja. Kenakalan remaja itu terjadi diantaranya adalah:
1.      Sebab-sebab yang terdapat didalam diri individu. Adapun kondisinya adalah:
Ø  Perkembangan kepribadian yang terganggu
Ø  Individu mempunyai cacat tubuh.
Ø  Individu mempunyai kebiasaan yang mudah terpengaruh.
Ø  Taraf inteligensi yang rendah.
2.      Sebab-sebab yang terdapat diluar diri individu. Adapun kondisinya adalah:
Ø  Lingkungan pergaulan yang kurang baik.
Ø  Kondisi keluarga yang tidak mendukung terciptanya perkembangan kepribadian anak yang baik.
Ø  Pengaruh media masa.
Ø  Karena kecemburuan social atau frustasi terhadap keadaan sekitar.

Bahan-bahan Narkotik itu merupakan psychotrapic substance yang dapat membelenggu dan membawa jiwa atau mental pemakaiannya sehingga tingkah lakunya bias seperti orang gila yang ling lung yang tidak dapat mengenali jati dirinya sendiri. Adapun efek pemakaian ganja atau marijuana ialah timbulnya ketergantungan psikis yaitu orang merasa tidak enak, tidak senang, selalu gelisah dan bingung jika tidak memakainya.
            Sedangkan pemakaian hard drug, morphine misalnya akan menimbulkan ketrgantungan fisik bagi si pemakainya, dimana orang yang kecanduan itu akan senantiasa gelisah, panik, seluruh tubuhnya akan terasa sakit-sakitan, keringat banyak keluar, muntah-muntah, sering mengalami kekejangan yang hebat, perasaanya sering tidak karuan sepertinya akan menghadapi detik-detik kematian, sering pingsan, bahkan bias-bisa sampai merenggut nyawanya.
            Adapun obat-obatan terlarang yang termasuk jenis hard drug adalah morphine, cocain, heroin, dicodid, candu, ogozine dan masih banyak lagi. Jenis narkotika ini bias mempengaruhi syaraf dan jiwa si penderita secara cepat dan keras. Waktu ketagihannya berlangsung relative sangat pendek. Oleh karena itu, jika si pemakainya tidak mendapatkan jatah obat dia bias mati konyol karena ketagihan.
            Ada lagi jenis obat-obatan terlarang  jenis soft drugs, diantaranya adalah: ganja atau marijuana, dikalangan pecandu disebut sebagai daun surga atau cannabis sativa, yaitu merupakan narkotik alami yang dapat mempengaruhi syaraf dan jiwa si penderita terlalu keras. Meskipun demikian, tingkah laku remaja yang menghisap ganja itu seperti orang gila, linglung dan tidak sadarkan diri, terkadang ia marah-marah sendiri yang tidak jelas arahnya. Waktu ketagihannya agak panjang, meskipun si pecandunya tidak mendapatkan ransom obat-obatan tadi ia tidak smapai meninggal, tetapi sangat berbahaya terhadap kesehatannya.
                        Soft drug dan hard drug keduanya adalah sangat memabukkan yang dapat membius pemakainya sehingga terbuai pikirannya melayang-layang masuk dalam alam khayalan halusinasi. Menurut para pecandu morphin dan narkotik, bahwa kenikmatan semenit yang diperolehnya dari morphin itu sama dengan kenikmatan hidup satu hari, yang dibayangi oleh keindahan khayalan. Seakan-akan dirnya itu tengah hidup di dalam surga yang penuh keceriaan dan kebahagiaan. Pada saat itu ia merasa enjoy dan fly. Pikirannya terbang tinggi dalam surga keindahan maya. Oleh karena itu, remaja yang sedang fly, ia betah tidak makan seharian, hanya duduk dan melamun saja seperti orang dungu.
                        Berbeda dengan Hmza (1994), yang mengatakan bahwa Narkotika adalah tanaman papaver samniferum, tanaman ganja, suatu bahan yang alami yang penyala gunaanya dapat mengakibatkan ketergantungan yang merugikan seperti morfin dan kokain.
                        Narkotika di bagi menjadi dua golongan yakni:
1.      Bahan-bahan yang berasal dari tanaman atau hasil pemrosesan dari padanya (opiate,opium,heroin,kokain, dan ganja).
2.      Zat-zat hasil kimiawi sintesis yang berupa (psychotropic substances).

Gelaja-gejala umum dari anak muda yang kecanduan narkotika dan ganja adalah sebagai berikut:
a.      Badannya menjadi tidak terurus dan semakin melemah, tampak kurus ceking, kumal dan berbau busuk, tidak suka makan, matanya tampak sayu dan jadi merah.
b.      Menjadi pemalas, daya tangkap otaknya lemah, menjadi pembohong dan pelamun berat. Fungsi intelektualnya lam kelamaan menjadi rusak, tidak bias bereaksi dengan cepat terhadap hal-hal yang diterimanya, segalanya serba lambat, semua tugas disea-siakan. Mudah tersinggung, mudah marah, sangat eksplosif, hati nuraninya melemah. Boleh dikatakan semua tingkah lakunya tidak dapat dikontrol lagi dengan akal sehatnya, hampir tingkah lakunya seperti orang gila.
Jika remaja yang kecanduan itu telah memperoleh suplai obat narkotika, ia merasa nyaman,senang, puas, merasa kuat perkasa, bahkan dirinya seolah-olah mampu melakukan tugas-tugas besar. Akan tetapi. Sesudah habis pengaruh narkotika, ia menjadi loyo kembali, tidak bertenaga, tidak bergairah dan menjadi sangat kecewa. Baginya hidup tanpa narkotika terasa gelap, tidak lengkap, seakan-akan dunia ini tenggelam. Baru ia memperoleh rangsum narkotika lagi, hidupnya kembali cerah, bahkan dirinya bias merasa sebagai makhluk yang paling bahagia di ala mini serta paling tinggi derajatnya. Padahal oaring lain  menilai dirinya adalah sebagai orang yang paling konyol dan dungu.
Sedangkan menurut Hamza (1994), mengatakan pengaruh Narkotika terhadap jasmani dan Rohani. Terhadap jasmani, pengaruhnya dapat menghilangkan rasa nyeri, mempertahankan stamina, dan meningkatkan energi. Terhadap Rohani, pengaruhnya dapat menenangkan, menidurkan agak lama, menambah semangat. Sebagaian narkotika menimbulkan halusinasi yaitu penglihatan khayali, penciuman khayali, dan pendengaran khayali. Tidak jarang pengaruhnya mendatangkan kebahagian dan kenikmatan yang luar biasa, konon melebihi seribu kali kepuasan seks.
               Guna menyelamatkan generasi muda yang kehancuran seperti ini, maka menanamkan ajaran agama dan akhlak terhadap anak merupakan suatu keharusan yang wajib dilakukan oleh setiap orang tua dan lingkungannya, kalau tidak menginginkan generasi mudahnya hancur dan lemah seperti sampah. Hanya dengan pendalaman agama dan akhlak generasi kita dapat diselamatkan dari racun umat, yaitu obat-obat terlarang.

Yang Menyebabkan Menjadi Pecandu Narkotika
Ada beberapa hal yang menyebabkan generasi mudah kita menjadi konsumen dan pecandu obat-obatan terlarang, diantaranya adalah:
1.      Adanya dorongan untuk iseng
Pada mulanya hal ini didorong oleh rasa ingin tahu, atau dikarenakan dianggap banci oleh teman-temannya yang selalu mengolok-olok dirinya karena tidak mau menggunakan obat-obatan terlarang, sehingga ia menjadi ikut-ikutan meniru teman-temannya yang sudah menjadi pecandu. Dari langkah permulaan yang sifatnya iseng ini akhirnya menjadi suatu kebiasaan dan lama kelamaan menjadi ketagihan yang pada akhirnya menjadi pecandu narkotika yang berat.
2.      Untuk gagah-gagahan
Ada lagi anak muda yang menjadi pecandu narkotika hanya untuk gagah-gagahan, agar dirinya dipuji dikalangan temannya karena keberaniannya menggunakan narkotika, supaya tidak dilakukan sebagai pemuda kolot, kampungan dan tidak ketinggalan zaman, ingin menjadikan dirinya sebagai cermin pemuda modern yang senantiasa mengikuti perkembangan zaman, agar dirinya tidak menjadi bahan hinaan dan tertawaan teman-temannya, maka untuk menghindari status rendah itu akhirnya ia memberanikan diri ikut-ikutan menggunakan bahan narkotika. Padahal tindakannya ini bisa berakibat fatal dan dapat menghancurkan dirinya sendiri.
Tingkah laku pemuda yang bermental rapuh seperti diatas tadi, ia akan menjadi “manusia utama”, bila bisa merokok seperti gaya orang dewasa. Dan lebih enjoy lagi bila rokok-rokok itu diisap dengan campuran ganja serta diselingi minum-minuman keras yang memabukkan. Dengan sedemikian rupa, maka segala duka-nestapanya akan hilang, dan khayalannya bisa melangit naik ke surga ke tujuh. Oleh karena itu tingkah laku mereka yang ambuk itu seperti orang yang tidak waras. Terkadang tingkah laku mereka itu mirip monyet dengan rambut gondrong yang awut-awutan, pakaiannya kumal acak-acakan, tingkah lakunya bebas tanpa terikat lagi oleh aturan norma susila dan agama. Karena itu mereka mudah melakukan tindakan kriminal, seperti mencuri, merampok, membunuh, memperkosa dan tidak jarang keberadaannya itu sering mengganggu ketertiban umum dan ketentraman kampong.
3.      Untuk menghindari konflik batin dan kesulitan hidup
Juga ada kelompok anak muda yang menggunakan narkotika sebagai jalan keluar untuk menghindari dari kesulitan hidup dan konflik-konflik batin yang berat. Pada umumnya mereka yang memilih jalan sesat inni adalah anak muda yang biasa hidup mewah, dimanja, tidak biasa menghadapi masalah-masalah berat, kurang mendapat sentuhan iman dan akhlak, disamping itu jiwanya sangat labil, sehingga bila ada masalah sedikit, ia sering kali mengambil jalan pintas.
Remaja cengeng seperti ini sekarang banyak sekali, terutama anak dari kalangan atas, karena kebiasaan hidupnya yang serba ada, serba tersedia, serba tercukupi segalanya dan serba dimanja, maka pada saat dirinya dihadapkan pada berbagai macam kesulitan hidup dan konflik batin yang berat, yang tidak mereka bayangkan sebelumnya, maka timbullah sifat kepengecutannya yang mendorong untuk melarikan diri dari kesulitan hidup. Dari sisnilah mereka menggunakan minuman keras, morphin,ganja,heroin dan obat-obatan narkotika lainnyansebagai jalan untuk mencari “penenang” dari rasa ketakutan dan kerisauan hatinya.lebih-lebih mental mereka sangat labil pada saat menghadapi konflik batin yang sangat kritis itu, belum lagi ada doronga dari luar yang bertujuan merusak moralnya, maka tidak menutup kemungkinan dirinya akan jatuh dalam tindak kriminal, sadisme, free sex dan tindak kejahatan lainnya.
Demikianlah factor-faktor yang dapat menyebabkan seorang remaja terjerumus dalam dunia narkotika yang lambat-laun akan membunuh dirinya secara perlahan-lahan. Pecandu narkotika  sulit sekali disembuhkan, dan kalau pun ada balai-balai pengobatan  penyembuhannya pun memakan waktu yang lama, bahkan bisa bertahun-tahun. Oleh karena itu, perlu diadakan tindakan preventif sebelum generasi muda kita terjebak dalam dunia hitam, yaitu menjadi pecandu narkotika. Adapun tindakan preventif yang paling efektif adalah memberikan bimbingan agama dan akhlak yang mulia.

Dampak Negatif yang Ditimbulkan Dari Kecanduan Narkotika
Banyak sekali dampak negative yang diakibatkan oleh kecanduan bahan-bahan narkotika, tidak hanya mengenai pada fisik terhadap psikis pun tidak kalah kronisnya. Meskipun ilmu kedokteran bisa memanfaatkan bahan-bahan narkotika untuk keperluan medis, akan tetapi bila penggunaannya sampai overdosis pun dapat menimbulkan dampak negative.
Adapun diantara dampak negative dari kecanduan narkotika adalah sebagai berikut:
a.      Badan menjadi lemah karena ketergantungannya terhadap narkotika, sehingga dapat menimbulkan komplikasi kerusakan pada lever dan jantung, kondisi tubuh menjadi rusak karena munculnya berbagai macan penyakit. Hal inilah yang menyebabkan tubuhnya tanpak kurus kerempeng, sakit-sakitan.
b.      Kemauannya menjadi melemah bersamaan dengan rusaknya daya fikiran. Jiwanya senantiasa murung depresif, segala aktifitasnya, kreatifitasnya dan daya intelektualnya menjadi hilang darinya. Sesekali tingkah lakunya seperti orang dungu yang tak waras.
c.       Kecanduan narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya bisa menjadikan seseorang melarat, karena harga bahan narkotika dan ganja itu sangat mahal sekali. Meskipun dia kaya maka lambat-laun hartanya itu akan ludes juga. Apalagi bila menjadi pecandu berat, ini akan mempercepat menjadi melarat.
d.      Jika para pecandu ini tidak berduit, sedangkan dirinya terus=menerus ketagihan terhadap narkotika, apakh hal ini tidak menyeret dirinya untuk tindak kriminal dan asusila. Jelas inilah pilihan mereka satu-satunya untuk dapat memperoleh uang guan mendapatkan narkotika. Oleh karena itu, biasanya para pecandu narkotika juga berprofesi sebagai perampok, pencuri dan pelacur bagi yang wanita, atau tindak criminal yang lainnya. Semua yang mereka lakukan itu dapat mengganggu ketentraman dan keamanan masyarakat.
Itulah beberapa dampak negative yang ditimbulkan dari kecanduan obat-obatan terlarang, seperti narkotika, morphin, heroin dan ganja. Disamping haram hukumnya, juga merusak badan si pemakainya.       

H.      Hasil Wawancara
Hasil wawancara dari subjek utama.
Tabel 1. Hasil Wawancara Subjek Utama.
Aspek
Keterangan
Identitas

Subjek bernama Iwan Suroso. Ia lahir di Surabaya dan tinggal di Surabaya. Ia adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara dan semua saudaranya adalah laki-laki. Ia berumur 28 tahun. Ia adalah seorang pengamen di terminal Joyoboyo. Ia hanya mengenyam pendidikan selama 12 tahun atau hanya lulusan SMA.
Latar Belakang

Subjek adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara. Ayahnya sudah lama meninggal dan Ibunya adalah seorang penjual nasi pecel di sekitar Wonokromo. Salah satu kakak dari subjek adalah orang yang mengkonsumsi narkoba juga. Subjek jarang sekali pulang ke rumah setelah sekitar 9 tahun yang lalu, sehingga ia sudah jarang berinteraksi dengan tetangganya. Menurut temannya dalam hal pendidikan, subjek bukan anak yang berprestasi di sekolahnya, dan ia tamat sekolah sampai SMA saja.

Pengertian tentang Narkotika

Subjek mengenal narkoba dari teman pergaulannya. Awalnya, ia hanya ingin mencoba dan saat pertama kali mencoba ia mendapatkannya secara gratis. Teman yang memberi narkoba tersebut menawarkan untuk mengkonsumsi dan menjualnya, yang kemudian menjadi awal mula subjek menggunakan narkoba. Subjek menceritakan bahwa ia sudah paham betul bagaimana bahaya tentang narkoba, tapi karena menurutnya rasanya enak dan ia mendapatkan keuntungan, ia pun menggunakan narkoba tersebut hingga sekarang. Ia sempat juga menjadi pengedar narkoba untuk mudah mendapatkan narkoba tersebut.
Rasa/Sensasi

Saat mengkonsumsi narkotika, subjek merasa sangat enak seperti melayang bahkan bisa kuat untuk tidak makan selama seharian penuh. Setelah mengkonsumsi, maunya hanya malas-malasan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Ketika subjek tidak bisa mngkonsumsi narkoba, ia seperti selalu ingin marah dan bawaannya sensitive, dan kepalanya merasa sangat pusing sekali.
Keadaan Fisik

Menurut subjek, keadaan tubuhnya jadi semakin kuat karena sudah mengkonsumsi narkoba. Ia merasa sangat percaya diri dalam melakukan hal apapun. Berat badannya sebelum menjadi pengguna narkoba ialah sekitar 65 kg, namun sekarang berat badannya tidak mencapai 50 kg. Ia merasa tidak lapar sama sekali ketika ia sudah mengkonsumsi narkoba. Meskipun banyak dari jenis narkotiaka, subjek hanya menggunakan narkotika jenis sabu dan ganja saja. Dan subjek bercerita bahwa ia sudah mengkonsumsi banyak dari macam-macam jenis narkoba dan yang sangat ia sukai adalah jenis sabu karena membuat merasa staminanya semakin kuat setelah mengkonsumsinya
Sebab

Motivasi subjek menggunakan narkoba awalnya adalah untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan narkoba tersebut, namun karena sudah merasa enak dengan narkoba ia menjadi kecanduan terhapap narkoba. Ketika masih berumur belasan tahun, subjek mendapatkan twaran dari temannya untuk menjual narkoba dan keuntungannya bisa Rp. 50000,- hingga Rp. 100000,- per bungkusnya. Saat pertama kali mencoba narkoba, yang dicobanya adalah narkotika jenis ganja dan saat itu ia mendapatkannya grati dari teman yang menawarkan untuk menjualkan narkotika tersebut.
Dampak negative dari narkoba

Dampak yang sangat terlihat jelas dari subjek adalah keadaan tubuhnya yang kurus. Subjek bercerita bahwa dampak negative yang sangat ia rasakan adalah susahnya mencari uang ketika ia ingin membeli narkotika. Ia sempat menghabiskan harta orang tuanya untuk membeli narkotika tersebut, yaitu menjual 3 sepeda motor yang dijualnuya. Menurutnya juga narkoba membuat badannya kurus dan suka uring-uringan.
Pengalaman dan perilaku menjadi pecandu
Terhitung dari sekarang, subjek sudah menggunakan narkoba selama sekitar 12 tahun. Setelah mencoba beberapa macam jenis narkotika, subjek hanya mengkonsumsi narkotika jenis ganja dan sabu saja. Menurutnya, menggunakan ganja bisa membuatnya lebih tenang dan menggunakan abu bisa membuatnya lebih kuat serta bisa membuatnya bisa menhan lapar. Namun ia merasa lebih sensitive dan suka uring-uringan setelah memakai narkotika. Setelah mengkonsumsi ganja, ia merasa seperti lebih santai bahkan merasa seperti ingin tertawa tiada henti.


Hasil wawancara dengan subjek ke-2 (teman dekat subjek), wawancara dilakukan dengan memberi blanko karena kesibukan subjek yang susah ditemui.
Tabel 2. Hasil Wawancara dengan Subjek Pendukung 1 (Subjek ke-2)
Aspek
Keterangan
Identitas

Subjek ke-2 ini adalah teman dekat subjek (bukan hanya teman nongkrong). Ia merupakan teman ngamen juga dari subjek utama. Dan sudah berteman dengan subjek utama selama lebih dari 6 tahunan. Selama subjek utama tidak pulang ke rumah, salah satunya adalah tidur di rumah A ini.
Latar Belakang

Yang A ketahui, subjek utama adalah dari keluarga yang cukup mampu. Namun ketika ayah dari subjek utama meninggal, ibunya menjadi penjual nasi di sekitar rumah subjek utama.
Pengertian tentang Narkotika

Menurut A, subjek utama sudah mengetahiui tentang narkoba sejak subjek utama masih SMP. Dan dari cerita subjek utama ke A, subjek utama mendapatkan narkoba awalnya dari coba-coba.
Keadaan Fisik

Dari yang A tau, subjek utama setiap berbicara mulutnya selalu bergetar seperti orang kedinginan. Badan dari subjek utama sangat kurus.
Sebab

Dari cerita yang didapat A dari subjek utama, subjek utama menggunakan narkoba karena ada teman yang menyuruhnya untuk mencobanya yang kemudian ia jadi merasa suka dengan narkoba.
Dampak negative dari narkoba

Kata A, subjek utama mungkin sudah tau tapi sudah terlanjur kecanduan jadi tidak terlalu menghiraukan dampak negatif dari narkoba tersebut.
Pengalaman dan perilaku menjadi pecandu
Menurut A, subjek utama adalah orang yang kadang-kadang suka marah, kadang-kadang suka tertawa dan guyon tanpa henti. Subjek utama merumpakan orang yang sangat sensitif. Sepengetahuan A, subjek utama sudah menggunakan narkoba sejak masa remajanya dulu.


Hasil wawancara dengan subjek ke-3 (teman ngamen subjek utama).
Tabel 3. Hasil Wawancara Subjek ke-3.
Aspek
Keterangan
Identitas

Subjek ke-3 ini adalah teman nongkrong subjek utama. Ia merupakan teman ngamen juga dari subjek utama. Dan sudah berteman dengan subjek utama selama kuran lebih 2 tahunan
Latar Belakang

Yang MA ketahui, kakak dari subjek utama adalah seorang pecandu juga.
Pengertian tentang Narkotika

Menurut MA, subjek utama sudah mengetahiui tentang narkoba sejak subjek utama masih SMP. Dan awalnya adalah coba-coba.
Keadaan Fisik

Menurut MA, subjek utama terlihat seperti orang malas dan badannya kurus sekali. Matanya seperti bengkak dan telinganya seperti tuli.
Sebab

MA bercerita bahwa ia kurang tau tentang bagaimana awal mulanya subjek utama bisa mengkonsumsi narkoba.
Dampak negative dari narkoba

Menurut MA, sunjek utama tidak mengetahui dampak negatif dari narkoba.
Pengalaman dan perilaku menjadi pecandu
Menurut MA, subjek utama menjadi orang yang sangat malas dan terkadang menyendiri serta sedikit tertutup.


I.        Kesimpulan
Setelah hasil wawancara didapatkan, maka dapat diketahui bahwasannya kenakalan yang dilakukan subyek wawancara ini pada awalnya hanyalah ikut – ikutan temannya saja. Namun setelah lebih jauh lagi, motif yang membuat subyek tetap memakai narkoba adalah karena adanya tuntutan ekonomi keluarga dan suasana di keluarga yang mengharuskannya menjadi pecandu narkoba.

J.        Saran
Bagi para interviewer lain yang nantinya mengambil topic yang sama dengan proses wawancara ini hendaknya mempertimbangkan cara pemilihan subyek, usia subjek, jenis kelamin subjek dan cara memperoleh informasi dengan sebaik – baiknya. Hal ini digunakan untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam mengungkap setiap data yang tersusun dalam pedoman wawancara.




 

(c)2009 Little Princess's World. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger